Jumat, 22 Juli 2011


CITA-CITA
Postingan kali ini berasal dari sebuah pertemuan dengan beberapa Dosen Sastra. Entah saya yang memang LOLA untuk mengerti ini ataupun ini memang suatu episode yang dapat saya ambil makna nya untuk disampaikan pada beberapa teman terutama saya pribadi.
Sadarkah kita dengan cita-cita yang kita miliki..?? mungkin ada beberapa yang sudah menyadari akan menjadi apa aku kedepan atau mungkin akan seperti apa aku kedepannya.
Sedikit sentilan untuk melakukan refleksi pada diri sendiri, pertanyaannya seperti ini : ‘‘ bagaimana kondisi anda 5 tahun kedepan..? atau mungkin apa yang anda ingin kan pada diri anda sekitar 5 tahun kedepan dari sekarang”
Beberapa respon saya meyakini seperti ini  
“saya ingin memiliki seorang istri/suami”
“saya ingin memiliki mobil sendiri, atau mungkin ingin memiliki rumah sendiri”
Atau “saya ingin memiliki sebuah perusahaan sendiri” dan semacam itu..
Saya kira, cita-ciita semacam itu sudah menjadi momok bagi kita, dan mungkin sebagian besar akan memiliki cita-cita seperti itu..*sekali lagi ini kira-kira sayaa. Nah ketika kita merasa bahwa cita-cita kita seperti hal tersebut, itu menunjukkan bahwa kita terbiasa untuk memiliki cita-cita VISUAL alias yang nampak, bahkan yang mudah untuk di pamerkan dengan tetangga rumah. Tidak salah memang, namun cara berpikir seperti itu secara tidak langsung mengajarkan kepada kita untuk melihat kesuksesan seseorang dari materiil tanpa melihat bagaimana proses yang telah dia hadapi untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya..
Sebagai seorang yang dewasa, atau setidaknya usia 22 tahun. Pemikiran seperti itu mungkin akan lebih baik jika kita minimalisir. Kenapa..?? ya karena sudah bukan saatnya lagi kita untuk berpikir masa depan kita masing-masing dengan tolok ukur visual. Saya pikir orang tua jaman dulu atau mungkin guru SD kita dulu menanyakan cita-cita konkret kita kedepan seperti apa karena pada saat itu perkembangan kognitif kita masih dalam tahap pra-operasional dan operasional konkret *semoga saya tidak salah. Maksudnya adalah kita mulai melukiskan dunianya dengan kata-kata, dengan gambar.. ya gampangannya segalanya diperlihatkan dengan VISUAL.. nah kalo di psikologi setidaknya kita sudah berada tahap perkembangan kognitif yang operasional formal. Nah pada tahap ini kita sudah mampu untuk berpikir secara abstrak.
Yah itu teorinya, jadi bapak itu berkata, akan lebih baik jika pemikiran kita untuk sukses atau berhasil mencapai cita-cita tidak di dasarkan oleh materiil yang kita peroleh namun didasarkan oleh proses yang dilakukannya. Idealnya tidak penting untuk memperhatikan materiil yang kita peroleh, namun munafik juga kalau misalnya kita tidak memperhatikan keberhasilan materiil kita. Ya secaraa gitu, sekarang ini tidak ada yang tidak nampak, strata sosial, maupun strata religius hampir semuanya bisa di nilai berdasarkan dengan materiil yang ia kenakan. Saya kira khalayak umum sudah tau lah untuk masalah itu.. iyaa too.?? Hehehe
Nah sekarang mari kita bersama-sama untuk berefleksi seperti apa saya saat ini.. dan mungkin bagaimana saya kedepannya.
Yang jelas temen-temen, lakukan semuanya dengan hati. Banyak orang bilang pada saya seperti ini “jika kamu melakukan dengan hati, maka seberat apapun hambatan yang kamu temukan didepan akan lebih ringan kamu lalui”. Benar sihh, dan kalau boleh saya generalisasikan, saya akan merasa berhasil ketika saya mampu mengenali diri saya sendiri dan melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan dan minat saya.
Jadi mari kita berusaha untuk mengejar cita-cita kita yang sesuai dengan minat dan potensi kita.
Sebuah quote dari iklan susu yang baru-baru ini di translate ke dalam bahasa Indonesia yang cukup relevan dengan judul kali ini
‘‘ Living Full Life on the Outside, Starts from the Inside “
Mari kita awali segalanya dari dalam diri kita kawan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar